Hai Friend!!!
saya kembali dengan membawa sebuah karya ilmiah yang berjudul "BIOPORI PENCEGAH GENANGAN AIR (RUN OFF WATER) DI SMP NEGERI 228 JAKARTA"
ada yang tau kenapa saya buat karya ilmiah ini?
1. untuk lomba jambore sanitasi 2014
2. untuk memberitahu kepada masyarakat pentingnya membuat biopori sebagai sanitasi alternatif pencegah genangan air.
yaps, simak ya karya ilmiahku...
KARYA TULIS ILMIAH
BIOPORI PENCEGAH GENANGAN AIR (RUN OFF WATER) DI SMP NEGERI 228 JAKARTA
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD YAZID ZAIDAN 8251
SMP
NEGERI 228 JAKARTA
JALAN
SUMUR BATU RAYA NO 6 KEMAYORAN
JAKARTA
PUSAT
DKI
JAKARTA
2014
Muhammad Yazid Zaidan. BIOPORI
PENCEGAH GENANGAN AIR (RUN OFF WATER) DI SMP NEGERI 228 JAKARTA. Dibimbing oleh Aulia Masruroh, S.Pd.
Tujuan umum
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh biopori sebagai pencegah
genangan air (run off water) di SMP
Negeri 228 Jakarta. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui proses
pembuatan biopori di SMP Negeri 228 Jakarta, untuk mengetahui manfaat biopori
dalam mencegah genangan air (run off
water) di SMP Negeri 228 Jakarta. Proses
pembuatan biopori terdiri dari persiapan dan pembuatan biopori. Persiapan
diantaranya alat bor manual, tutup lubang dan pengeras bibir lubang dengan
menggunakan pipa paralon 10 cm dan dibuat alur air. Penelitian ini dilakukan
dengan membuat 228 lubang berbentuk silinder yang tersebar di lingkungan SMP
Negeri 228 Jakarta dengan cara menggali didalam tanah menggunakan alat bor
manual, berdiameter mata bor 15 cm dan panjang 1.2 meter. Lubang digali dengan
ukuran diameter 15 cm sedalam 80 cm, kemudian mulut lubang dapat diperkuat
dengan pipa paralon 10 cm di sekeliling mulut lubang.
Biopori yang ada di SMPN 228 sangat membantu
dalam proses menghindari genangan air (run off water) sehingga di SMPN
228 tidak pernah terjadi banjir. Menurut Menurut
Rauf (2009) untuk mengatasi banjir di daerah urban tidak hanya melalui perbaikan
drainase, tetapi juga dengan memperbanyak daerah-daerah tangkapan air (water reservoir),
salah satunya yaitu membuat lubang resapan biopori. Dengan menerapkan lubang
resapan biopori maka liang biopori yang terbentuk akan berfungsi meningkatkan
resapan air ke dalam tanah, sehingga penggunaan lubang resapan biopori dalam
jumlah yang sesuai akan mengurangi terjadinya genangan dan pada akhirnya dapat
mengendalikan banjir.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Curah hujan yang tinggi dapat mengkibatkan run
off water yang menimbulkan permasalahan yang kompleks baik terhadap
lingkungan maupun kesehatan masyarakat. Run off water atau yang sering
disebut dengan genangan air memiliki dampak negatif. Run off water dapat
menimbulkan sarang penyakit, kerusakan lingkungan bahkan polusi nonpoint.
Run off water ini sering dijumpai di semua sudut lingkungan SMP Negeri 228,
dengan adanya biopori dapat membantu mengurangi run off water karena
biopori adalah teknologi sederhana yang ramah lingkungan dalam membantu proses
resapan pada tanah. Teknologi ini mampu mempertahankan
atau bahkan meningkatkan daya dukung lingkungan, tentunya jika dilaksanakan
sesuai prosedur. Lubang resapan biopori akan efektif bila diterapkan pada tanah
yang memiliki kedalam air tanah >1 meter sehingga tidak berpotensi mencemari
lingkungan. Untuk mengaplikasikan teknologi ini diperlukan partisipasi
masyarakat, dukungan pemerintah dan stakeholder lainya.
Menurut Brata dan Nelistya (2008) mengatakan bahwa
metode resapan air dengan cara biopori dapat mengatasi mengurangi terjadinya run
off water dan membantu memulihkan siklus hidrologi air. Biopori merupakan
salah satu alternatif tekhnologi sederhana yang ramah lingkungan serta efisien.
Biopori dapat dikembangkan semua kalangan masyarakat karena pembuatan biopori
tidak memerlukan biaya yang tinggi serta menggunakan tekhnologi yang sederhana
dan praktis. Pada saat ini biopori sangat diperlukan dalam mengatasi intensitas
curah hujan yang tinggi.
Biopori berupa sebuah lubang resapan yang sederhana
dan mudah dalam proses pembuatannya, serta tidak memerlukan tempat yang luas.
Tempat yang dapat dibuat atau dipasang lubang biopori resapan air seperti pada
alas saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah, jalan raya,,di
sekeliling pohon, tanah kosong antar tanaman/batas tanaman dan masih banyak
tempat yang lainnya. Dengan teknologi ramah lingkungan, biopori mampu
menciptakan lingkungan hidup sehat. Biopori juga dapat diletakan pada daerah
yang area resapannya sulit sehingga dapat membantu proses penyerapan air dan
membantu mengembalikan siklus hidrologi air (Brata dan Nelistya 2008).
Sasaran utama dalam penempatan biopori yaitu di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 228 Jakarta. Pembuatan
lubang biopori di SMP Negeri 228 Jakarta, diharapkan dapat mengurangi bencana
alam, karena selama ini ketika turun hujan secara berkepanjangan seringkali
menyebabkan genangan air (run off water)
di SMP Negeri 228 Jakarta. Oleh karena
itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang biopori sebagai
sanitasi alternatif untuk mencegah genangan air (run off water) di SMP
Negeri 228 Jakarta.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di
atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1.
Apakah
genangan air dapat diatasi oleh biopori ?
2.
Bagaimana
peran biopori dalam mencegah genangan air?
3.
Apakah
biopori salah satu alternatif mencegah banjir?
4.
Apakah
biopori merupakan salah satu upaya untuk melestarikan sumberdaya alam?
5.
Apakah
fungsi biopori dalam kehidupan sehari-hari?
1.3
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut : “Apakah biopori merupakan salah satu sanitasi
alternatif untuk mencegah genangan air (run
off water) di SMP Negeri 228 Jakarta?”
1.4
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah dalam
penelitian, dapat diketahui tujuan umum dan tujuan khusus dalam penelitian ini.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh biopori sebagai sanitasi
alternatif untuk mencegah genangan air (run off water) di SMP Negeri 228
Jakarta. Sedangkan tujuan khususnya adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui proses pembuatan biopori di SMP Negeri 228 Jakarta
2.
Untuk
mengetahui manfaat biopori dalam mencegah genangan air (run off water) di SMP Negeri 228 Jakarta .
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan infomasi
mengenai manfaat biopori untuk mencegah genangan air dan meningkatkan kualitas
tanah. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat pada umumnya serta warga sekolah
untuk lebih memperhatikan manfaat biopori.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Biopori
Menurut
Brata dan Nelistya (2008) biopori merupakan ruang atau pori dalam tanah yang dibentuk
oleh makhluk hidup, seperti mikroorganisme tanah dan akar tanaman. Bentuk
biopori menyerupai liang (terowongan kecil) di dalam tanah dan bercabang-cabang
dan sangat efektif untuk menyalurkan air dan udara ke dalam tanah. Liang pori
terbentuk oleh adanya pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman, serta aktivitas
fauna tanah seperti cacing tanah, rayap,
dan semut di dalam tanah. Bentuk biopori meyerupai liang kecil dan
bercabang-cabang yang sangat efektif menyerap air ke dalam tanah. Berbagai ukuran
dan jenis organisme tanah hidup di antara pori-pori dan melalui pori tersebut organisme
memperoleh air dan oksigen sedangkan untuk makanan diperoleh dari bahan organik
berupa pelapukan sisa-sisa tanaman dan mahluk hidup lainnya.
Populasi
dan aktivitas organisme tanah dapat ditingkatkan dengan menyediakan bahan
organik yang cukup di dalam tanah, sehingga organisme tanah akan memperoleh makanan
yang cukup untuk hidup dan berkembang biak. Konversi kawasan bervegetasi alami
menjadi kawasan pemukiman atau kegiatan lainnya akan mengakibatkan terjadinya
pemadatan tanah sekaligus akan merusak liang pori di dalam tanah (Brata dan
Nelistya 2008). Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap menurunnya laju resapan
air ke dalam tanah pada saat musim penghujan.
2.2 Lubang
Resapan Biopori
Lubang
Resapan Biopori (LRB) adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke
dalam tanah dengan diameter 10 – 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm atau di dalam permukaan air
tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang diisi
dengan sampah organik. Sampah berfungsi menghidupkan mikroorganisme tanah,
seperti cacing tanah. Cacing ini nantinya bertugas membentuk pori-pori atau
terowongan dalam tanah (biopori). Biopori secara harfiah merupakan lubang-lubang
(pori-pori makro) di dalam tanah yang dibuat oleh jasad biologi tanah. Keberadaan
biopori yang banyak, akan mempertinggi daya serap tanah terhadap air, karena
air akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh (profil) tanah (Brata dan Nelistya
2008).
Penerapan
teknologi lubang resapan biopori dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah dan luas
liang pori yang terbentuk kesegala arah di dalam tanah, dengan bertambahnya
luas liang pori tersebut maka jumlah (volume) peresapan air kedalam tanah akan
semakin meningkat. Sesuai dengan tujuannya adalah untuk meningkatkan peresapan
air ke dalam tanah, maka pemasangan lubang resapan biopori harus ditempatkan
pada lokasi yang dilalui air atau tampat-tempat di mana biasanya air tergenang
pada saat hujan. Tempat yang dianjurkan untuk pemasangan biopori adalah: di
saluran pembuangan air hujan, sekeliling pohon, kontur taman, pada sisi pagar,
dan tempat lain yang dianggap sesuai. Sudah semestinya biopori ditempatkan pada
titik yang berpotensi terjadi genangan, karena pembuatan biopori pada lokasi
yang agak tinggi maka laju resapan air tidak maksimal.
2.3 Peranan
Bahan Organik
Menurut
Brata dan Nelistya (2008) mengemukakan bahwa agar lubang biopori tetap
berfungsi optimal maka secara rutin diisi dengan bahan organik, sehingga di
dalam lubang resapan biopori akan tetap berlangsung proses pengomposan secara
aerobik oleh mikroorganisme tanah. Bahan organik yang digunakan dapat diperoleh
dari berbagai sumber antara lain sampah dapur rumah tangga, potongan/pangkasan
tanaman, sisa produksi pertanian yang tidak dimanfaatkan dan sebagainya.
Pada
penelitian ini bahan organik yang digunakan adalah daun-daun kering dan basah,
serta kulit buah, dengan pertimbangan bahwa daun-daun dan kulit buah mengandung
nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme tanah di samping itu bahan organik
tersebut mudah diperoleh dalam jumlah yang banyak sehingga perlakuan lebih
homogeny. Keberhasilan teknologi lubang resapan biopori sangat tergantung pada
ketersediaan bahan makanan mikroorganisme yang berasal dari sampah organik .
2.4 Manfaat Lubang Resapan Air
Teknologi
lubang resapan biopori memiliki manfaat yang sangat banyak namun secara garis
besar adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi genangan air
Pada
daerah perkotaan umumnya pembangunan sangat berkembang maka semakin meningkat
pula kawasan tertutup (kedap air) sehingga mengurangi daerah resapan yang
mengakibatkan menurunnya volume resapan air ke dalam tanah. Di samping itu
lahan terbuka di sekitar pemukiman/perumahan umumnya dalam keadaan padat akibat
aktivitas manusia. Kondisi ini menyebabkan peningkatan jumlah air hujan
terbuang sebagai air larian (run off water) yang mengakibatkan terjadi
genangan, sehingga pada musim hujan akan terjadi banjir.
Menurut
Rauf (2009) untuk mengatasi banjir di daerah urban tidak hanya melalui perbaikan
drainase, tetapi juga dengan memperbanyak daerah-daerah tangkapan air (water reservoir),
salah satunya yaitu membuat lubang resapan biopori. Dengan menerapkan lubang
resapan biopori maka liang biopori yang terbentuk akan berfungsi meningkatkan
resapan air ke dalam tanah, sehingga penggunaan lubang resapan biopori dalam
jumlah yang sesuai akan mengurangi terjadinya genangan dan pada akhirnya dapat
mengendalikan banjir.
2. Menambah cadangan air tanah
Air
hujan yang masuk ke dalam tanah dalam bentuk air bebas akan terus mengalami
pergerakan perlahan-lahan menuju tempat yang terendah. Jika terus menerus diisi
kembali, cadangan air bawah tanah akan dapat dipertahankan walaupun pemanfaatan
air bawah tanah untuk kebutuhan manusia cukup tinggi (Asdak 2001). Dengan
meningkatnya resapan air ke dalam tanah tentu ketersediaan air di bawah tanah
akan semakin meningkat pula jumlahnya. Ketersediaan cadangan air bawah tanah
sangat penting dan wajib dipelihara, khususnya di daerah perkotaan karena air
bawah tanah merupakan salah satu cadangan sumber air bersih bagi masyarakat dan
pelaku usaha kegiatan.
3. Mengurangi
volume sampah organik
Menurut
Rauf (2009) dengan menerapkan teknologi lubang resapan biopori maka sampah
organik yang dihasilkan setiap hari tidak lagi menjadi masalah, tetapi dapat
dimanfaatkan dengan memasukkannya ke dalam tanah yang digali (lubang resapan),
untuk memperoleh makanannya mikroorganisme tanah akan menguraikan bahan organik
tersebut, sehingga populasinya akan terus bertambah dan aktivitasnya akan
membentuk pori-pori di dalam tanah.
2.5 Langkah-Langkah Pembuatan Biopori
Langkah
Persiapan :
1.
Siapkan
alat bor, tutup lubang dan pengeras bibir lubang (pipa paralon 10 cm atau
adukan semen).
2.
Buat
alur air menurut kontur teknis (agar air mengalir secara gravitasi).
Langkah Pelaksanaan :
1.
Buat
lubang silindriss secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10-30 dm.
kedalaman kurang lebih 80-100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah
bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara 50-100 cm.
2.
Mulut
lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2-3 cm dengan tebal 2 cm atau pipa
paralon 10 cm di sekeliling mulut lubang.
3.
Isi
lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman,
dedaunan atau pangkasan rumpun atau kulit buah.
4.
Sampah
organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang
dan menyusut akibat proses pelapukan.
5.
Kompos
yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau
bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan (Brata dan Nelistya
2008).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 228 Jakarta. Pemilihan tempat ini dilakukan karena sekolah ini
merupakan sekolah penulis menerima ilmu pengetahuan dan adanya izin dari kepala
sekolah untuk mengadakan penelitian sehingga mempermudah pengambilan data dan
informasi, kesesuaian dengan ruang lingkup penelitian dan penghematan waktu dan
biaya. Penelitian ini dilaksanakan selama satu minggu pada tanggal 15 April
2014 sampai dengan 22 April 2014.
3.2
Metode Penelitian
Metode
pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif yaitu menguraikan data, kemudian dianalisa
untuk memperoleh suatu kesimpulan. Pengumpulan data diperoleh dengan cara :
·
Studi
Pustaka
Studi
kepustakaan yaitu data sekunder yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan
dan perancangan yang diperoleh dari buku, internet, jurnal, majalah, dan koran.
·
Observasi
Lapangan
Observasi
lapangan yaitu data primer yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung
dari lokasi.
3.3
Alur
Bahasan
Gambar 1 Diagram Alur Pembahasan
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Lokasi
penelitian berada di atas lahan Sekolah Menengah Pertama 228 Jakarta. Jenis
tanah di lokasi penelitian ini adalah tanah berwarna cokelat trang dengan
profil air tanah yang cukup tinggi dimusim penghujan. Sebelum membuat biopori
dilakukan persiapan diantaranya alat bor manual, tutup lubang dan pengeras
bibir lubang dengan menggunakan pipa paralon 10 cm dan dibuat alur air.
Penelitian ini dilakukan dengan membuat 228 lubang berbentuk silinder yang
tersebar di lingkungan SMP Negeri 228 Jakarta dengan cara menggali didalam
tanah menggunakan alat bor manual, berdiameter mata bor 15 cm dan panjang 1.2
meter. Lubang digali dengan ukuran diameter 15 cm sedalam 80 cm, kemudian mulut
lubang dapat diperkuat dengan pipa paralon 10 cm di sekeliling mulut lubang. Gambar
2 merupakan pembuatan biopori untuk
mencegah genangan air (run off water)
di SMP Negeri 228 Jakarta.
Gambar 2 Pembuatan Biopori di SMP Negeri 228 Jakarta
Setelah
itu isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari daun kering, daun basah,
kulit buah dan sampah dapur. Pembuatan lubang resapan biopori sebanyak 228
dikarenakan sesuai dengan nama sekolah yaitu SMP Negeri 228. Sampah organik
perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan
menyusut akibat proses pelapukan, hal ini dikarenakan sampah organik tersebut
akan menjadi kompos yang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau
bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan air. Sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang biopori tidak boleh melebihi
paralon dan terlalu padat karena bakteri tidak akan bekerja maksimal dalam
proses pembuatan pupuk kompos.
Biopori merupakan alat sederhana yang efektif dan
efisien sehingga dalam pembuatannya, tidak membutuhkan biaya yang sangat besar.
Tak hanya itu biopori memiliki dua fungsi yakni mengembalikan siklus hidrologi
air dan sebagai media pembuatan pupuk kompos. Metode yang digunakan biopori
dalam pembuatan pupuk kompos adalah metode yang natural atau alami. Karena
bakteri dalam tanah berperan mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos.
Proses ini sangat alami sehingga kesuburan tanah tetap terjaga. Program
pembangunan sanitasi pengembangan biopori dilakukan dengan memilih lokasi yang
tepat untuk pembuatan biopori.
Biopori memiliki banyak fungsi, antara lain: memaksimalkan
air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah dan mengembalikan
siklus hidrologi air seperti semula. Biopori dapat digunakan sebagai pembuatan
pupuk kompos alami dari sampah organik. Dengan demikian, biopori dapat
mengurangi sampah organik sehingga sampah organik yang ada tidak terbuang sia
sia dan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Seperti yang kita ketahui
sampah dapat menghasilkan gas metan yang berbahaya dan menyebabkan terjadinya
kerusakan lingkungan. Oleh karena itu biopori memiliki peranan penting dalam upaya
menyelamatkan lingkungan. Biopori juga mengurangi genangan air atau run off
water yang menimbulkan penyakit.
Pada umumnya
run off water adalah salah satu tempat berkembang biaknya sarang nyamuk.
Selain itu run off water dapat menimbulkan bau tak sedap sehingga
menggangu pernapasan manusia. Biopori dapat mengurangi air hujan yang dibuang
percuma ke laut. Mengurangi risiko banjir di musim hujan. Maksimalisasi peran
dan aktivitas flora dan fauna tanah. Jika run off water dapat teratasi,
maka aktivitas manusia dapat dilakukan dengan baik, pertumbuhan flora
dan fauna semakin meningkat dan tidak terganggu. Biopori juga mencegah
terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor serta mengurangi pencemaran
terhadap air. Biopori
yang ada di SMPN 228 sangat membantu dalam proses menghindari genangan air (run
off water) sehingga di SMPN 228 tidak pernah terjadi banjir.
Berdasarkan tujuan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa proses pembuatan biopori di SMPN 228 terbagi menjadi dua,
yaitu persiapan dan proses pembuatan biopori. Persiapan diantaranya alat bor manual, tutup lubang dan pengeras
bibir lubang dengan menggunakan pipa paralon 10 cm dan dibuat alur air. Penelitian
ini dilakukan dengan membuat 228 lubang berbentuk silinder yang tersebar di
lingkungan SMP Negeri 228 Jakarta dengan cara menggali didalam tanah
menggunakan alat bor manual, berdiameter mata bor 15 cm dan panjang 1.2 meter.
Lubang digali dengan ukuran diameter 15 cm sedalam 80 cm, kemudian mulut lubang
dapat diperkuat dengan pipa paralon 10 cm di sekeliling mulut lubang.
Biopori yang ada
di SMPN 228 sangat membantu dalam proses menghindari genangan air (run off
water) sehingga di SMPN 228 tidak pernah terjadi banjir. Menurut Menurut
Rauf (2009) untuk mengatasi banjir di daerah urban tidak hanya melalui perbaikan
drainase, tetapi juga dengan memperbanyak daerah-daerah tangkapan air (water reservoir),
salah satunya yaitu membuat lubang resapan biopori. Dengan menerapkan lubang
resapan biopori maka liang biopori yang terbentuk akan berfungsi meningkatkan
resapan air ke dalam tanah, sehingga penggunaan lubang resapan biopori dalam
jumlah yang sesuai akan mengurangi terjadinya genangan dan pada akhirnya dapat
mengendalikan banjir.
Kesadaran
masyarakat sekitar akan masalah sampah perlu diperhatikan ketika sampah itu
dikelola dengan baik, diolah dalam pembuatan biopori sebagai resapan air.
Kesadaran sosial juga harus ditumbuhkan dalam kelestarian lingkungan agar
permasaahan banjir dapat teratasi. Peran pemerintah dalam mengatasi
permasalahan lingkungan sangat dibutuhkan untuk memberikan sosialisasi atau
membuat kebijakan pembebasan lahan untuk pembuatan resapan air.
Asdak C. 2001. Hidrologi dan
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : Gadjah Mada Uniersity Press.
Brata RK dan Nelistya A. 2008. Lubang
Resapan Biopori. Jakarta : Penebar Swadaya.
Rauf.
2009. Optimalisasi pengelolaan lahan pertanian hubungannya dengan uapaya
mengatasi banjir [Pidato Pengukuhan Guru Besar). Universitas Sumatera Utara.
Medan.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Muhammad Yazid Zaidan
Tempat Tanggal Lahir :
Jakarta, 3 Juni 2001
Kelas : 7
Prestasi : Ranking
5 di kelas 7 semester 1
No Hp : 088213241130
, 083879196716
Email : Zaidan083@Gmail.com
No. Telp Sekolah : (021) 4202430