Selasa, 06 Oktober 2015

Karya Tulis Ilmiah ku..



Hai Friend!!!
saya kembali dengan membawa sebuah karya ilmiah yang berjudul "BIOPORI PENCEGAH GENANGAN AIR (RUN OFF WATER) DI SMP NEGERI 228 JAKARTA"

ada yang tau kenapa saya buat karya ilmiah ini?
1. untuk lomba jambore sanitasi 2014
2. untuk memberitahu kepada masyarakat pentingnya membuat biopori sebagai sanitasi alternatif pencegah genangan air.

yaps, simak ya karya ilmiahku...



























KARYA TULIS ILMIAH


BIOPORI PENCEGAH GENANGAN AIR (RUN OFF WATER) DI SMP NEGERI 228 JAKARTA






DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD YAZID ZAIDAN                         8251


SMP NEGERI 228 JAKARTA
JALAN SUMUR BATU RAYA NO 6 KEMAYORAN
JAKARTA PUSAT
DKI JAKARTA
2014

















Muhammad Yazid Zaidan. BIOPORI PENCEGAH GENANGAN AIR (RUN OFF WATER) DI SMP NEGERI 228 JAKARTA. Dibimbing oleh Aulia Masruroh, S.Pd.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh biopori sebagai pencegah genangan air (run off water) di SMP Negeri 228 Jakarta. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui proses pembuatan biopori di SMP Negeri 228 Jakarta, untuk mengetahui manfaat biopori dalam mencegah genangan air (run off water) di SMP Negeri 228 Jakarta. Proses pembuatan biopori terdiri dari persiapan dan pembuatan biopori. Persiapan diantaranya alat bor manual, tutup lubang dan pengeras bibir lubang dengan menggunakan pipa paralon 10 cm dan dibuat alur air. Penelitian ini dilakukan dengan membuat 228 lubang berbentuk silinder yang tersebar di lingkungan SMP Negeri 228 Jakarta dengan cara menggali didalam tanah menggunakan alat bor manual, berdiameter mata bor 15 cm dan panjang 1.2 meter. Lubang digali dengan ukuran diameter 15 cm sedalam 80 cm, kemudian mulut lubang dapat diperkuat dengan pipa paralon 10 cm di sekeliling mulut lubang.
Biopori yang ada di SMPN 228 sangat membantu dalam proses menghindari genangan air (run off water) sehingga di SMPN 228 tidak pernah terjadi banjir. Menurut Menurut Rauf (2009) untuk mengatasi banjir di daerah urban tidak hanya melalui perbaikan drainase, tetapi juga dengan memperbanyak daerah-daerah tangkapan air (water reservoir), salah satunya yaitu membuat lubang resapan biopori. Dengan menerapkan lubang resapan biopori maka liang biopori yang terbentuk akan berfungsi meningkatkan resapan air ke dalam tanah, sehingga penggunaan lubang resapan biopori dalam jumlah yang sesuai akan mengurangi terjadinya genangan dan pada akhirnya dapat mengendalikan banjir.

Kata kunci : Biopori, Genangan Air



BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Curah hujan yang tinggi dapat mengkibatkan run off water yang menimbulkan permasalahan yang kompleks baik terhadap lingkungan maupun kesehatan masyarakat. Run off water atau yang sering disebut dengan genangan air memiliki dampak negatif. Run off water dapat menimbulkan sarang penyakit, kerusakan lingkungan bahkan polusi nonpoint. Run off water ini sering dijumpai di semua sudut lingkungan SMP Negeri 228, dengan adanya biopori dapat membantu mengurangi run off water karena biopori adalah teknologi sederhana yang ramah lingkungan dalam membantu proses resapan pada tanah. Teknologi ini mampu mempertahankan atau bahkan meningkatkan daya dukung lingkungan, tentunya jika dilaksanakan sesuai prosedur. Lubang resapan biopori akan efektif bila diterapkan pada tanah yang memiliki kedalam air tanah >1 meter sehingga tidak berpotensi mencemari lingkungan. Untuk mengaplikasikan teknologi ini diperlukan partisipasi masyarakat, dukungan pemerintah dan stakeholder lainya.
Menurut Brata dan Nelistya (2008) mengatakan bahwa metode resapan air dengan cara biopori dapat mengatasi mengurangi terjadinya run off water dan membantu memulihkan siklus hidrologi air. Biopori merupakan salah satu alternatif tekhnologi sederhana yang ramah lingkungan serta efisien. Biopori dapat dikembangkan semua kalangan masyarakat karena pembuatan biopori tidak memerlukan biaya yang tinggi serta menggunakan tekhnologi yang sederhana dan praktis. Pada saat ini biopori sangat diperlukan dalam mengatasi intensitas curah hujan yang tinggi.
Biopori berupa sebuah lubang resapan yang sederhana dan mudah dalam proses pembuatannya, serta tidak memerlukan tempat yang luas. Tempat yang dapat dibuat atau dipasang lubang biopori resapan air seperti pada alas saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah, jalan raya,,di sekeliling pohon, tanah kosong antar tanaman/batas tanaman dan masih banyak tempat yang lainnya. Dengan teknologi ramah lingkungan, biopori mampu menciptakan lingkungan hidup sehat. Biopori juga dapat diletakan pada daerah yang area resapannya sulit sehingga dapat membantu proses penyerapan air dan membantu mengembalikan siklus hidrologi air (Brata dan Nelistya 2008).
Sasaran utama dalam penempatan biopori yaitu di Sekolah Menengah Pertama Negeri 228 Jakarta. Pembuatan lubang biopori di SMP Negeri 228 Jakarta, diharapkan dapat mengurangi bencana alam, karena selama ini ketika turun hujan secara berkepanjangan seringkali menyebabkan genangan air (run off water) di SMP Negeri 228 Jakarta. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang biopori sebagai sanitasi alternatif untuk mencegah genangan air (run off water) di SMP Negeri 228 Jakarta.

1.2        Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1.      Apakah genangan air dapat diatasi oleh biopori ?
2.      Bagaimana peran biopori dalam mencegah genangan air?
3.      Apakah biopori salah satu alternatif mencegah banjir?
4.      Apakah biopori merupakan salah satu upaya untuk melestarikan sumberdaya alam?
5.      Apakah fungsi biopori dalam kehidupan sehari-hari?

1.3        Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah biopori merupakan salah satu sanitasi alternatif untuk mencegah genangan air (run off water) di SMP Negeri 228 Jakarta?”




1.4        Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah dalam penelitian, dapat diketahui tujuan umum dan tujuan khusus dalam penelitian ini. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh biopori sebagai sanitasi  alternatif untuk mencegah genangan air (run off water) di SMP Negeri 228 Jakarta. Sedangkan tujuan khususnya adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui proses pembuatan biopori di SMP Negeri 228 Jakarta
2.      Untuk mengetahui manfaat biopori dalam mencegah genangan air (run off water) di SMP Negeri 228 Jakarta .
1.5    Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan infomasi mengenai manfaat biopori untuk mencegah genangan air dan meningkatkan kualitas tanah. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi tambahan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat pada umumnya serta warga sekolah untuk lebih memperhatikan manfaat biopori.










BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1    Biopori
Menurut Brata dan Nelistya (2008) biopori merupakan ruang atau pori dalam tanah yang dibentuk oleh makhluk hidup, seperti mikroorganisme tanah dan akar tanaman. Bentuk biopori menyerupai liang (terowongan kecil) di dalam tanah dan bercabang-cabang dan sangat efektif untuk menyalurkan air dan udara ke dalam tanah. Liang pori terbentuk oleh adanya pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman, serta aktivitas fauna tanah seperti cacing tanah, rayap, dan semut di dalam tanah. Bentuk biopori meyerupai liang kecil dan bercabang-cabang yang sangat efektif menyerap air ke dalam tanah. Berbagai ukuran dan jenis organisme tanah hidup di antara pori-pori dan melalui pori tersebut organisme memperoleh air dan oksigen sedangkan untuk makanan diperoleh dari bahan organik berupa pelapukan sisa-sisa tanaman dan mahluk hidup lainnya.
Populasi dan aktivitas organisme tanah dapat ditingkatkan dengan menyediakan bahan organik yang cukup di dalam tanah, sehingga organisme tanah akan memperoleh makanan yang cukup untuk hidup dan berkembang biak. Konversi kawasan bervegetasi alami menjadi kawasan pemukiman atau kegiatan lainnya akan mengakibatkan terjadinya pemadatan tanah sekaligus akan merusak liang pori di dalam tanah (Brata dan Nelistya 2008). Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap menurunnya laju resapan air ke dalam tanah pada saat musim penghujan.

2.2    Lubang Resapan Biopori
Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 – 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm atau di dalam permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang diisi dengan sampah organik. Sampah berfungsi menghidupkan mikroorganisme tanah, seperti cacing tanah. Cacing ini nantinya bertugas membentuk pori-pori atau terowongan dalam tanah (biopori). Biopori secara harfiah merupakan lubang-lubang (pori-pori makro) di dalam tanah yang dibuat oleh jasad biologi tanah. Keberadaan biopori yang banyak, akan mempertinggi daya serap tanah terhadap air, karena air akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh (profil) tanah (Brata dan Nelistya 2008).
Penerapan teknologi lubang resapan biopori dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah dan luas liang pori yang terbentuk kesegala arah di dalam tanah, dengan bertambahnya luas liang pori tersebut maka jumlah (volume) peresapan air kedalam tanah akan semakin meningkat. Sesuai dengan tujuannya adalah untuk meningkatkan peresapan air ke dalam tanah, maka pemasangan lubang resapan biopori harus ditempatkan pada lokasi yang dilalui air atau tampat-tempat di mana biasanya air tergenang pada saat hujan. Tempat yang dianjurkan untuk pemasangan biopori adalah: di saluran pembuangan air hujan, sekeliling pohon, kontur taman, pada sisi pagar, dan tempat lain yang dianggap sesuai. Sudah semestinya biopori ditempatkan pada titik yang berpotensi terjadi genangan, karena pembuatan biopori pada lokasi yang agak tinggi maka laju resapan air tidak maksimal.

2.3    Peranan Bahan Organik
Menurut Brata dan Nelistya (2008) mengemukakan bahwa agar lubang biopori tetap berfungsi optimal maka secara rutin diisi dengan bahan organik, sehingga di dalam lubang resapan biopori akan tetap berlangsung proses pengomposan secara aerobik oleh mikroorganisme tanah. Bahan organik yang digunakan dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain sampah dapur rumah tangga, potongan/pangkasan tanaman, sisa produksi pertanian yang tidak dimanfaatkan dan sebagainya.
Pada penelitian ini bahan organik yang digunakan adalah daun-daun kering dan basah, serta kulit buah, dengan pertimbangan bahwa daun-daun dan kulit buah mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme tanah di samping itu bahan organik tersebut mudah diperoleh dalam jumlah yang banyak sehingga perlakuan lebih homogeny. Keberhasilan teknologi lubang resapan biopori sangat tergantung pada ketersediaan bahan makanan mikroorganisme yang berasal dari sampah organik .

2.4    Manfaat Lubang Resapan Air
Teknologi lubang resapan biopori memiliki manfaat yang sangat banyak namun secara garis besar adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi genangan air
Pada daerah perkotaan umumnya pembangunan sangat berkembang maka semakin meningkat pula kawasan tertutup (kedap air) sehingga mengurangi daerah resapan yang mengakibatkan menurunnya volume resapan air ke dalam tanah. Di samping itu lahan terbuka di sekitar pemukiman/perumahan umumnya dalam keadaan padat akibat aktivitas manusia. Kondisi ini menyebabkan peningkatan jumlah air hujan terbuang sebagai air larian (run off water) yang mengakibatkan terjadi genangan, sehingga pada musim hujan akan terjadi banjir.
Menurut Rauf (2009) untuk mengatasi banjir di daerah urban tidak hanya melalui perbaikan drainase, tetapi juga dengan memperbanyak daerah-daerah tangkapan air (water reservoir), salah satunya yaitu membuat lubang resapan biopori. Dengan menerapkan lubang resapan biopori maka liang biopori yang terbentuk akan berfungsi meningkatkan resapan air ke dalam tanah, sehingga penggunaan lubang resapan biopori dalam jumlah yang sesuai akan mengurangi terjadinya genangan dan pada akhirnya dapat mengendalikan banjir.
2. Menambah cadangan air tanah
Air hujan yang masuk ke dalam tanah dalam bentuk air bebas akan terus mengalami pergerakan perlahan-lahan menuju tempat yang terendah. Jika terus menerus diisi kembali, cadangan air bawah tanah akan dapat dipertahankan walaupun pemanfaatan air bawah tanah untuk kebutuhan manusia cukup tinggi (Asdak 2001). Dengan meningkatnya resapan air ke dalam tanah tentu ketersediaan air di bawah tanah akan semakin meningkat pula jumlahnya. Ketersediaan cadangan air bawah tanah sangat penting dan wajib dipelihara, khususnya di daerah perkotaan karena air bawah tanah merupakan salah satu cadangan sumber air bersih bagi masyarakat dan pelaku usaha kegiatan.
3.   Mengurangi volume sampah organik
Menurut Rauf (2009) dengan menerapkan teknologi lubang resapan biopori maka sampah organik yang dihasilkan setiap hari tidak lagi menjadi masalah, tetapi dapat dimanfaatkan dengan memasukkannya ke dalam tanah yang digali (lubang resapan), untuk memperoleh makanannya mikroorganisme tanah akan menguraikan bahan organik tersebut, sehingga populasinya akan terus bertambah dan aktivitasnya akan membentuk pori-pori di dalam tanah.

2.5    Langkah-Langkah Pembuatan Biopori
         Langkah Persiapan :
1.      Siapkan alat bor, tutup lubang dan pengeras bibir lubang (pipa paralon 10 cm atau adukan semen).
2.      Buat alur air menurut kontur teknis (agar air mengalir secara gravitasi).
Langkah Pelaksanaan :
1.      Buat lubang silindriss secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10-30 dm. kedalaman kurang lebih 80-100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara 50-100 cm.
2.      Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2-3 cm dengan tebal 2 cm atau pipa paralon 10 cm di sekeliling mulut lubang.
3.      Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan atau pangkasan rumpun atau kulit buah.
4.      Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.
5.      Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan (Brata dan Nelistya 2008).


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1        Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 228 Jakarta. Pemilihan tempat ini dilakukan karena sekolah ini merupakan sekolah penulis menerima ilmu pengetahuan dan adanya izin dari kepala sekolah untuk mengadakan penelitian sehingga mempermudah pengambilan data dan informasi, kesesuaian dengan ruang lingkup penelitian dan penghematan waktu dan biaya. Penelitian ini dilaksanakan selama satu minggu pada tanggal 15 April 2014 sampai dengan 22 April 2014.

3.2        Metode Penelitian
 Metode pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif yaitu menguraikan data, kemudian dianalisa untuk memperoleh suatu kesimpulan. Pengumpulan data diperoleh dengan cara :
·               Studi Pustaka
Studi kepustakaan yaitu data sekunder yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan yang diperoleh dari buku, internet, jurnal, majalah, dan koran.
·               Observasi Lapangan
Observasi lapangan yaitu data primer yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung dari lokasi.









3.3        Alur Bahasan




























Gambar 1  Diagram Alur Pembahasan


HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi penelitian berada di atas lahan Sekolah Menengah Pertama 228 Jakarta. Jenis tanah di lokasi penelitian ini adalah tanah berwarna cokelat trang dengan profil air tanah yang cukup tinggi dimusim penghujan. Sebelum membuat biopori dilakukan persiapan diantaranya alat bor manual, tutup lubang dan pengeras bibir lubang dengan menggunakan pipa paralon 10 cm dan dibuat alur air. Penelitian ini dilakukan dengan membuat 228 lubang berbentuk silinder yang tersebar di lingkungan SMP Negeri 228 Jakarta dengan cara menggali didalam tanah menggunakan alat bor manual, berdiameter mata bor 15 cm dan panjang 1.2 meter. Lubang digali dengan ukuran diameter 15 cm sedalam 80 cm, kemudian mulut lubang dapat diperkuat dengan pipa paralon 10 cm di sekeliling mulut lubang. Gambar 2  merupakan pembuatan biopori untuk mencegah genangan air (run off water) di SMP Negeri 228 Jakarta.













Gambar 2  Pembuatan Biopori di SMP Negeri 228 Jakarta


Setelah itu isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari daun kering, daun basah, kulit buah dan sampah dapur. Pembuatan lubang resapan biopori sebanyak 228 dikarenakan sesuai dengan nama sekolah yaitu SMP Negeri 228. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan, hal ini dikarenakan sampah organik tersebut akan menjadi kompos yang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan air. Sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang biopori tidak boleh melebihi paralon dan terlalu padat karena bakteri tidak akan bekerja maksimal dalam proses pembuatan pupuk kompos.

Biopori merupakan alat sederhana yang efektif dan efisien sehingga dalam pembuatannya, tidak membutuhkan biaya yang sangat besar. Tak hanya itu biopori memiliki dua fungsi yakni mengembalikan siklus hidrologi air dan sebagai media pembuatan pupuk kompos. Metode yang digunakan biopori dalam pembuatan pupuk kompos adalah metode yang natural atau alami. Karena bakteri dalam tanah berperan mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos. Proses ini sangat alami sehingga kesuburan tanah tetap terjaga. Program pembangunan sanitasi pengembangan biopori dilakukan dengan memilih lokasi yang tepat untuk pembuatan biopori.
Biopori memiliki banyak fungsi, antara lain: memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah dan mengembalikan siklus hidrologi air seperti semula. Biopori dapat digunakan sebagai pembuatan pupuk kompos alami dari sampah organik. Dengan demikian, biopori dapat mengurangi sampah organik sehingga sampah organik yang ada tidak terbuang sia sia dan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Seperti yang kita ketahui sampah dapat menghasilkan gas metan yang berbahaya dan menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan. Oleh karena itu biopori memiliki peranan penting dalam upaya menyelamatkan lingkungan. Biopori juga mengurangi genangan air atau run off water yang menimbulkan penyakit.
 Pada umumnya run off water adalah salah satu tempat berkembang biaknya sarang nyamuk. Selain itu run off water dapat menimbulkan bau tak sedap sehingga menggangu pernapasan manusia. Biopori dapat mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut. Mengurangi risiko banjir di musim hujan. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah. Jika run off water dapat teratasi, maka aktivitas manusia dapat dilakukan dengan baik, pertumbuhan flora dan fauna semakin meningkat dan tidak terganggu. Biopori juga mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor serta mengurangi pencemaran terhadap air. Biopori yang ada di SMPN 228 sangat membantu dalam proses menghindari genangan air (run off water) sehingga di SMPN 228 tidak pernah terjadi banjir.














Berdasarkan tujuan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembuatan biopori di SMPN 228 terbagi menjadi dua, yaitu persiapan dan proses pembuatan biopori. Persiapan diantaranya alat bor manual, tutup lubang dan pengeras bibir lubang dengan menggunakan pipa paralon 10 cm dan dibuat alur air. Penelitian ini dilakukan dengan membuat 228 lubang berbentuk silinder yang tersebar di lingkungan SMP Negeri 228 Jakarta dengan cara menggali didalam tanah menggunakan alat bor manual, berdiameter mata bor 15 cm dan panjang 1.2 meter. Lubang digali dengan ukuran diameter 15 cm sedalam 80 cm, kemudian mulut lubang dapat diperkuat dengan pipa paralon 10 cm di sekeliling mulut lubang.
Biopori yang ada di SMPN 228 sangat membantu dalam proses menghindari genangan air (run off water) sehingga di SMPN 228 tidak pernah terjadi banjir. Menurut Menurut Rauf (2009) untuk mengatasi banjir di daerah urban tidak hanya melalui perbaikan drainase, tetapi juga dengan memperbanyak daerah-daerah tangkapan air (water reservoir), salah satunya yaitu membuat lubang resapan biopori. Dengan menerapkan lubang resapan biopori maka liang biopori yang terbentuk akan berfungsi meningkatkan resapan air ke dalam tanah, sehingga penggunaan lubang resapan biopori dalam jumlah yang sesuai akan mengurangi terjadinya genangan dan pada akhirnya dapat mengendalikan banjir.

Kesadaran masyarakat sekitar akan masalah sampah perlu diperhatikan ketika sampah itu dikelola dengan baik, diolah dalam pembuatan biopori sebagai resapan air. Kesadaran sosial juga harus ditumbuhkan dalam kelestarian lingkungan agar permasaahan banjir dapat teratasi. Peran pemerintah dalam mengatasi permasalahan lingkungan sangat dibutuhkan untuk memberikan sosialisasi atau membuat kebijakan pembebasan lahan untuk pembuatan resapan air.
Asdak C. 2001. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : Gadjah Mada Uniersity Press.

Brata RK dan Nelistya A. 2008. Lubang Resapan Biopori. Jakarta : Penebar Swadaya.

Rauf. 2009. Optimalisasi pengelolaan lahan pertanian hubungannya dengan uapaya mengatasi banjir [Pidato Pengukuhan Guru Besar). Universitas Sumatera Utara. Medan.

























DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap                        :  Muhammad Yazid Zaidan
Tempat Tanggal Lahir             :  Jakarta, 3 Juni 2001
Kelas                                       :   7
Prestasi                                    :   Ranking 5 di kelas 7 semester 1
No Hp                                     :   088213241130 , 083879196716
Email                                       :   Zaidan083@Gmail.com

No. Telp Sekolah                    :   (021) 4202430